Selasa, 11 Mei 2010

Laporan MOPK

BAB I
PENDAHULUAN


A. Gambaran Umum Rumah Sakit Permata Bunda
Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan yang berkualitas PT. Permata Bunda Utama melalui salah unit usahnya yaitu RS. Permata Bunda Purwodadi terus berupaya meningkatkan manajemen rumah sakit secara profesional dengan cara melengkapi sarana dan prasarana maupun pengembangan sumberdaya manusia , baik secara kuantitas maupun kualitas serta melaksanakan peran, tugas dan fungsi Rumah Sakit.
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Permata Bunda
Rumah Sakit Permata Bunda pertama berdiri dalam bentuk Rumah Bersalin (RB ) ” UTOMO” pada tahun 1990 yang berlokasi di Jl. Glugu No. 1, Purwodadi-Grobogan.
Seiring dengan meningktanya jumlah pasien dan semakin tingginya kepercayaan masyarakat at\kan pelaynan di Rumah Bersalin UTOMO, pada tahun 1996 status rumah sakit meningkat menjadi Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Bunda, serta lokasinya juga pindah ke Jl. Hayam Wuruk No. 24 Purwodadi- Grobogan.
Pada tahun 1999 perkembangan RSB Permata Bunda yang semakin baik serta semakin banyaknya pasien dengan penyakit umum yang ingin dilayani maka RSB Permata Bunda meningkat statusnya menjadi Rumah Sakit Umum ( RSU ) Permata Bunda dengan cakupan pelayanan yang lebih luas.

2. Internal Rumah Sakit

a. Status Kepemilikan : PT. Permata Bunda Utama
b. Kelas Rumah Sakit : C
c. Tempat Tidur : 170 TT
d. Luas Tanah : 8.663 M2
e. Luas Bangunan : 3.157 M2
f. Fasilitas listrik : PLN, Genset
g. Fasilitas air : PDAM, Sumur artetis
g. Fasilitas gas : Sentral Oksigen , O2 tabung, N2O
h. Fasilitas pengolahan limbah : Incenerator : 1 bh, Ipal : 1 bh

i. Komunikasi : PABX 48 lines
j. Tata Udara : AC Split 96 unit

3. External Rumah Sakit
a. Luas Wilayah Kab. Grobogan : 1.975, 86 km2 / 197.586.420 Ha
Tanah Sawah : 63.136.408 Ha
Tanah Kering : 55.881.000 Ha
b.Secara administrasi terbagi menjadi 19 Kecamatan terdiri dari 280 desa.
c. Kependudukan :
1. Jumlah penduduk : 1.353.688 orang (th 2003)
2. Kepadatan penduduk : 685 orang/ km2

3. Laju Pertumbuhan penduduk : 0,60
4. Pekerjaan penduduk :
- Pertanian tanaman pangan : 537.038 (72,55 %)
- Jasa : 61.908 ( 8,36 %)
- Perdagangan : 61.521 ( 8,31 %)
- Industri Pengolahan : 13.176 ( 1,78 %)
- Angkutan : 8.451 ( 1,14 %)
- Peternakan : 7.482 ( 1,01 %)
- Perkebunan : 5.996 ( 0,81 %)
- Perikanan : 471 ( 0,06 %)
- Lainnya : 33.337 (4,50 %)
d. Sarana Kesehatan :
1. Rumah Sakit Pemerintah : 1 buah
2. Rumah Sakit Swasta : 3 buah
3. Puskesmas : 30 buah
4. Puskesmas Pembantu : 69 buah
5. Puskesmas Keliling : 26 buah
6. Balai Pengobatan : 74 buah
7. Rumah Bersalin : 25 buah
8. Posyandu : 1545 buah
9. Polindes : 144 buah

10. Apotik : 21 buah
11. Dokter Praktek Swasta : 85 buah
12. Bidan Praktek : 289 buah

4. Filosofi, Organisasi dan Tata Laksana Rumah Sakit

A. Visi, Misi, Motto dan Budaya Kerja
VISI
Rumah Sakit yang dikelola secara profesional untuk menghasilkan pelayanan terbaik.

MISI
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu sehingga memuaskan pelanggan agar dapat memberi nilai tambah demi kesejahteraan bersama dan kelangsungan hidup rumah sakit.

MOTTO
KAMI MEMBERI HANYA YANG TERBAIK

BUDAYA KERJA
Tepat waktu : Kami bekerja dengan standar waktu yang terbaik
Tepat Mutu : Kami bekerja sesuai dengan standar profesi
Tepat Sasaran : Kami melayani yang kami yakin dapat
melaksanakan dan sesuai dengan kewenangan.
Tepat Biaya : Kami memberikan sesuai dengan pengorbanan
anda.










B. Susunan Organisasi dan Tata Laksana

 Tugas Pokok dan Fungsi
Struktur organisasi dan tata kerja RS. Permata Bunda Puwodadi mengacu pada Keputusan Direksi PT. Permata Bunda Utama Nomer 04 tahun 2003. RS. Permata Bunda dipimpin oleh seorang Direktur yang secara teknis dan operasional bertanggung jawah kepada Direktur PT. Permata Bunda Utama.
Rumah Sakit Permata Bunda mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan paripurna yang berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan rujukan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut diatas, RS. Permata Bunda mempunyai fungsi ;
a. menyelenggarakan pelayanan medis.
b. menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis.
c. menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.
d. menyelenggarakan pelayanan rujukan.
e. menyelenggarakan pendidikan dan latihan.
f. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.
g. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
C. Pejabat Struktural
Direktur : Dr. H. Utomo DS, Sp.OG
Kabag kesekretariatan : Dr. Royce Ivan Justito
Ka Sub Bag Tata Usaha : Erawan Budiyanto
Ka Sub Bag Umum : Heru Herianto
Ka Bid Pelayanan : Winarno, S.Kep
Ka Sub bid Pelayanan Medis : Agus Harwanto, Ssi, Apt
Ka Subid Pelayanan Keperawatan : Winarno, S.Kep
Ka Bid Perencanaan & Pengembangan : Dr. Boedi Setiawan
Ka Sub Bid Sumber Daya Manusia : Usdiana Indrajati, Amd
Ka Bid Keuangan : Catur Dyah Widyowati, SE
Ka Sub Bid Verifikasi & Akutansi : Jonet Aji, SE
Kasubid. Perpajakan : Fitria Budi Puspanjani
Ka Subid Perbendaharaan : Endang Novi
Ka Sub Bid Mobilisasi Dana : Hermiyanti Retnoningtyas
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
RS. PERMATA BUNDA PURWODADI

STRUKTUR ORGANISASI RS. PERMATA BUNDA




















D. Instalasi RS. Permata Bunda
1. Instalasi dibawah pelayanan medik :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Kamar Bersalin
c. Instalasi Bedah Sentral
d. Instalasi Gizi
e. Instalasi Rehabilitasi Medik
f. Instalasi Farmasi
g. Instalasi Laboratorium
h. Instalasi Radiolagi
i. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi dibawah Sekretariat :
a. Instalasi pengelolaan sarana dan prasarana rumah sakit
(IPSRS)
b. Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL)

5. Bidang Ketenagaan
Jumlah tenaga yang ada di RS. Permata Bunda Purwodadi pada tahun 2007 sebanyak 247 orang, tenaga yang ada belum sesuai standart yang diperlukan, masih terdapat kekurangan terutama tenaga spesialis dan para medis. Data ketenagaan tercantum dalam Gambar 1
Gambar 1
Jumlah dan Jenis Ketenagaan
RS. Permata Bunda tahun 2007

Jumlah tenaga menurut tingkat pendidikan adalah dokter spesialis tetap 2 orang, dokter spesialis par timer 13 orang orang, dokter umum tetap 3 orang, dokter umum part timer 12 orang, dokter gigi 1 orang, apoteker 1 orang, sarjana non kesehatan 7 orang, D3 Kesehatan 78 orang, D3 lainnya 8 orang, SPK 7 orang, SLTA 54 orang, SLTP 82 orang, SD 14 orang.
Jumlah jenis pelayanan ada 12 macam dengan perincian dokter spesialis bedah 2 orang, dokter spesialis penyakit anak 1 orang, dokter spesialis penyakit dalam 2 orang, dokter spesialis kandungan 2 orang, spesialis syaraf 1 orang, spesialis THT 1 orang, spesialis Rehabilitasi Medik 1 orang, spesialis Kulit dan Kelamin 1 orang, spesialis anaesthesi 1 orang, spesialis mata 2 orang dan spesialis Kesehatan Jiwa 1 orang. Dokter spesialis Radiologi 1 orang.

6. Jenis Pelayanan
1. Pelayanan Administrasi
a. Pelayanan administrasi umum
Pelayanan administrasi umum berfungsi untuk menunjang kelancaran pelayanan medis antara lain tentang keuangan, persyaratan pasien Askes, Jamsostek, Pasien JPS/ Maskin / Jamkesmas dan surat keterangan lain.
b. Pelayanan administrasi medis
Berfungsi untuk keamanan pemberian pelayanan perawatan baik bagi pasien, maupun petugas seperti formulir rekam medis, pencatatan status penderita, pelaporan hasil kegiatan, pengarsipan dll.

2. Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Rawat Jalan / Poliklinik
1) Poli Penyakit Anak
2) Poli Penyakit dalam
3) Poli Bedah
4) Poli Kebidanan dan Kandungan
5) Poli Penyakit kulit dan Kelamin
6) Poli THT
7) Poli Mata
8) Poli Syaraf
9) Poli Gigi
10) Poli Kesehatan Jiwa
11) Poli Konsultasi Gizi
12) Poli Psikologi
13) Poli Rehalitasi Medis
b. Pelayanan Rawat Inap
1) Kelas Perawatan
a. Kelas VIP : 8 Tempat tidur
b. Kelas I : 21 Tempat tidur
c. Kelas II : 30 Tempat tidur
d. Kelas III : 40 Tempat tidur
e. Kelas Askeskin : 32 Tempat tidur
f. Non kelas : - Ruang Perinatal : 30 Tempat Tidur
- Ruang ICU : 7 Tempat Tidur
2) Nama ruang perawatan :
a. Ruang Dewi Shinta
b. Ruang Dewi Kunthi
c. Ruang Dewi Arimbi
d. Ruang Srikandi
e. Ruang Rama
f. Ruang Puntadewa
g. Ruang Gatotkoco
h. Ruang Arjuna
i. Ruang Nakulo
j. Ruang Sadewo
k. Ruang ICU
l. Ruang Perinatal / Kamar Bayi
c. Pelayanan Penunjang
a) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
b) Instalasi Rawat Jalan
c) Instalasi Kamar Bersalin ( VK)
d) Instalasi Bedah Sentral (OK)
e) Instalasi Radiologi
f) Instalsi Farmasi
g) Instalasi PSRS
h) Instalasi laboratorium
i) Instalasi Gizi
j) Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL)
k) Laundry / Linen
 Jadwal Pelayanan
1. Administrasi umum
Buka setiap hari :
• Hari Senin – Kamis : Jam 07.00 – 14.00 WIB
• Hari Jum’at : Jam 07.00 - 11.00 WIB
• Hari Sabtu : Jam 07.00 – 14.00 WIB
• Pembayaran buka setiap hari : Jam 07.30 – 21.00 WIB
2. Pendaftaran
• Pendaftaran Poliklinik
Hari Senin – Sabtu : Jam 07.00 – 21.00 WIB
• Pendaftaran Instalasi Rawat Darurat dan Rawat Inap buka 24 jam
3. Poliklinik
Semua poliklinik bukan setiap hari kerja.
4. Instalasi penunjang
a. Instalasi Farmasi, laboratorium, Perawatan Intensif, Bedah Sentral, Gizi, IPRRS, Pemulasaran jenazah buka 24 jam.
b. Instalasi radiologi : jam 07.00 – 21.00 diatas jam tersebut on call.
 Pengguna Jasa Pelayanan
1. Berdasarkan cara pembayaran pasien :
a. Pasien dengan jaminan ( Askes, Jamsostek, , BRI, Perhutani, dll)
b. Pasien umum / membayar sendiri
c. Pasien JPS / Gakin dibayar Pemerintah / Askes Maskin.
2. Berdasarkan datangnya pasien
a. Pasien rujukan : dari rumah sakit lain, Puskesmas / dokter praktek Swasta/ bidan praktek swasta.
b. Pasien datang sendiri.
3. Berdasarkan kegawatan kasus :
a. Penderita dengan kasus gawat darurat
b. Penderita dengan kasus biasa/ bukan darurat
 Fasilitas Rawat Inap
1. Kelas VIP
a. 1 (satu) kamar untuk 1 penderita
b. Kamar mandi didalam
c. Almari es dan almari pakaian
d. AC
e. Sofa
f. TV Berwarna
g. Oksigen central
h. Extra makan untuk 1 penugggu
2. Kelas I (Satu)
a. 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) penderita
b. 1 (satu) kamar mandi di dalam
c. 1 (satu) TV untuk 2 (dua) penderita
d. AC
e. Almari
f. Oksigen central
3. Kelas II (Dua)
a. 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) penderita
b. Kamar mandi didalam
c. Kipas angin
d. Almari
4. Kelas III (Tiga)
a. 1 (satu) kamar untuk 6 penderita
b. Kamar mandi diluar.
c. Almari
d. TV
e. Kipas angin
5. Kelas Askeskin
a. 1 (satu) kamar untuk 8 penderita
b. Kamar mandi luar
c. Almari
d. Kipas angin

B. Dasar Teori
Rumah Sakit (Menurut RUU Rumah Sakit) adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan.
Definisi Rumah Sakit
1. Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan”. Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan bahwa: ”The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for the population complete health care both curative and whose outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is also a center for the training of health workers and for bio social research”.
2. Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
3. menurut Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
4. Klasifikasi Rumah Sakit Pengelompokan rumah sakit berdasar perbedaan tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan. Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 983. Menkes/SK/1992 tentang pedoman rumah sakit umum menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum tipe A, B, C dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan yang dimiliki. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas. b. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang – kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas. c. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar. d. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar. Fungsi Rumah Sakit Dalam Abdullah (2007) memaparkan bahwa fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan medis. b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis. c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan. d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan. e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan. g. Menyelenggarakan administrasi umum. h. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sementara itu dalam Sunaryo (1998) menyatakan bahwa fungsi rumah sakit sangat banyak dipengaruhi faktor internal maupun eksternal. Adapun faktor internal dan eksternal rumah sakit adalah sebagai berikut: a. Faktor internal organisasi rumah sakit: - Fungsi operasional dan pemasaran. - Fungsi organisasi, manajemen dan sumber daya manusia. - Fungsi keuangan, biaya, anggaran dan permodalan. b. Faktor eksternal rumah sakit : - Lingkungan umum usaha yang dimaksud adalah faktor sosial, budaya, kultur, ekonomi, politik dan demografi. - Lingkungan khusus rumah sakit yakni adanya persaingan dengan rumah sakit baru disebabkan antara lain karena deregulasi perumahsakitan, perawat, dokter spesialis yang mana tenaga kerja ini sangat mempengaruhi keberhasilan rumah sakit. Oleh karena melalui jalur pendidikan yang panjang, maka dapat mengakibatkan tenaga tersebut rentan terhadap persaingan.
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
 Tugas : Memberikan Pelayananan kesehatan paripurna, diklat, dapat juga melakukan penelitian, pengembangan serta penapisan tehnologi bidang kesehatan.
 Fungsi :
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna sekunder dan tersier.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM dan pemberian pelayanan kesehatan.
3. Dapat meyelenggarakan Penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan Pelayanan Kesehatan.
Kewajiban Rumah Sakit
1. Menjalankan “ Good Corporate Governance “ yang perlu penerapan fungsi-fungsi manajemen pengorganisasian yang baik dalam pengelolaan RS melalui hospital bylaws.
2. Menjalankan “ Good Clinical Governance “ yang perlu penerapan fungsi-fungsi manajemen klinis yang baik sesuai standar pelayanan medis dan standar operating prosedur yang telah ditetapkan.
Standar Pelayanan Rumah Sakit
1. Administrasi & manajemen
2. Pelayanan Medis
3. Pelayanan Gawat Darurat
4. Pelayanan Keperawatan
5. Rekam Medis
6. Pelayanan radiologi
7. Pelayanan Laboratorium
8. Kamar operasi
9. Pelayanan Farmasi
10. K-3
11. Perinatal Risiko Tinggi
12. Pengendalian Infeksi
13. Pelayanan Anestesi
14. Rehabilitasi Medis
15. Pelayanan Gizi
16. Pelayanan Intensif
17. Sterilisasi sentral
18. Pemeliharaan Sarana
19. Pelayanan lain
20. Perpustakaan.

Issue Pelayanan Rumah Sakit
1. Masalah mutu pelayanan RS  kecepatan pelayanan dan pelayanan sub standar
2. Masalah tuntutan hukum terhadap kualitas pelayanan  dugaan mal praktik, kesalahan tindakan medis semakin meningkat
3. Masalah keterjangkauan & pemerataan pelayanan  akses pelayanan bagi keluarga miskin, fungsi sosial RS / kepedulian RS terhadap pasien tidak mampu
4. Distribusi dokter spesialis yang tidak merata  dokter spesialis cenderung di kota-kota besar
Kebijakan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
1. RS dalam memberikan pelayanan kesehatan wajib melaksanakan good Corporate & good clinical governance yaitu :
- Mempunyai organisasi yang responsibel & akuntabel.
- Mempunyai hospital by –laws & medical staff by –laws.
- Memberikan pelayanan sesuai dengan standar yan RS dan standar
operasional prosedur.
- Memberikan pelayanan sesuai dengan standar Pelayanan Rumah Sakit.
dan standar operasional Prosedur.
- Memberinkan pelayanan dengan memperhatikan hak pasien, keamanan
dan keselamatan pasien.
- Melaksanakan program-program mutu & keselamatan pasien (Quality
and Safety).
2. RS Wajib mempunyai kemampuan pelayanan sesuai dengan kelas RS
3. RS wajib memberikan pelayanan bagi keluarga miskin; di RS pemerintah
dan RS Swasta yang ditunjuk pelayanan rawat inap kelas III Gratis
4. RS wajib meningkatkan peran sertanya dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
5. RS Wajib meningkatkan kesiapannya sebagai tempat perawatan dan rujukan penyakit menular antara lain DBD, Antraks, HIV/AIDS, TB, SARS dan penyakit tidak menular.
6. RS Wajib mengantisipasi tuntutan hukum terhadap dugaan kesalahan pelayanan.
7. RS Wajib melaksanakan Infection Prevention dan Control (IPC).
8. RS Pendidikan dan RS Khusus diarahkan untuk menjadi pusat unggulan dan penapisan iptek.
9. RS Wajib melaksanakan :
• Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
• Peningkatan pelayanan life saving (IGD, ICU, ICCU, NICU/PICU).
• Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang medik (radiology, anestesi dan laboratorium).
• Pengembangan dan peningkatan profesionalisme SDM.
10. Setiap RS harus memenuhi ketentuan perizinan (mendirikan dan penyelenggaraan) sebelum dioperasionalkan.
• RS Daerah : - Izin mendirikan oleh Dinkes Kab/Kota
- Izin operasional sementara oleh Dinkes Propinsi
- Izin operasional tetap oleh Depkes RI
( UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan)
11. Klasifikasi dan penetapan kelas rumah sakit berdasarkan SK Menkes untuk selanjutnya dapat di registrasi di Depkes.
Manajemen Rumah Sakit
Perkembangan rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan melaju demikian pesat. Situasi ini terjadi karena peran dan fungsi rumah sakit yang sangat dominan dalam menjaga status kesehatan masyarakat, mulai dari tingkat pencegahan sampai dengan rehabilitasi.
Pelayanan rumah sakit, yang mendapat dukungan dari kemajuan teknologi, berkembang seiring dengan tuntutan modernisasi sehingga menjadi semakin bervariasi. Kualitas dan kapasitas pelayanan rumah sakit juga mengalami peningkatan sejalan dengan tuntutan pelanggan. Rumah sakit saat ini penuh dengan peralatan medis mutakhir untuk mendukung pelayanan medik, sementara itu di sisi administrasi era digital semakin kuat mengakar pada setiap komponen pelayanan non medik di rumah sakit.
Pada sisi lain, pengguna rumah sakit mulai menuntut standar kualitas pelayanan yang mengedepankan keselamatan dan efisiensi. Pelanggan rumah sakit menjadi semakin kritis dan semakin ”well-informed” atas semua jasa yang diterimanya serta kewajibannya untuk membayar biaya pelayanan.
Sementara itu, sumber daya manusia yang ada di rumah sakit juga mengalami perkembangan dari sisi kuantitas dan kompetensi. Variasi jenis tenaga demikian besar karena kompleksnya jenis kegiatan di rumah sakit. Variasi ini bersifat horizontal, dimana banyak jenis profesi bekerja di tempat yang sama dan bersifat vertikal, dimana pada satu jenis profesi terdapat berbagai macam tingkat kompetensi.
Perkembangan yang terjadi pada organisasi rumah sakit membawa konsekuensi pada sistem manajemen, baik manajemen pelayanan medik maupun manajemen administrasi. Sistem manajemen rumah sakit saat ini tidak dapat lagi bertumpu pada paradigma dan konsep manajemen di masa lampau. Diperlukan berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan manajemen terkini untuk mengelola rumah sakit, sehingga memberikan manfaat yang besar bagi penggunanya serta stakeholder kunci lainnya
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para.
1. Dokter dan AsistenDokter
2. Bidan dan Perawat
3. Staff Administrasi dan Personalia
4. Apoteker
5. Logistik
6. TOP Managerial
Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja sehari-hari. Melalui program aplikasi ini, seluruh pihak rumah sakit akan dapat dengan mudah, cepat, akurat dalam:
1. Mengetahui dan menyajikan data-data pasien.
2. Melakukan Pengolahan Data secara terintegrasi dari setiap unit
3. Berkomunikasi dengan sub bagian lainnya Keep Up To Date dengan berbagai kegiatan maupun perkembangan di rumah sakit dimana mereka berada dan kapanpun mereka memerlukannya.
Manfaat yang bisa diharapkan dari adanya berbagai fasilitas seperti yang disebutkan diatas adalah:
l. Meningkatnya tingkat kepuasan para pasien karena adanya berbagai fasilitas dan kemudahan yang mereka dapatkan mulai dari Pendaftaran sampai Pembayaran di kasir.
2. Cepatnya proses pengolahan dan tingginya akurasi dalam perhitungan data-data karena semua proses dan perhitungan dilakukan secara terintegrasi dan otomatis.
3. Akan meningkatkan kualitas para tenaga medis di rumah sakit karena kemampuan mereka di dalam menyiapkan dan memberikan layanan kesehatan akan benar-benar diuji.
4. Tingginya kualitas layanan para karyawan rumah sakit karena mereka akan dituntut untuk bisa memberikan layanan dan informasi yang sifatnya Real Time.
5. Meningkatnya citra Rumah Sakit sebagai The Leading Hospital di dalam memberikan Quality Health Services.

Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan
Dewasa ini banyak organisasi pelayanan kesehatan (balai pengobatan / klinik, rumah sakit dll) mulai bergeliat melakukan kegiatan pemasaran. Dahulu mereka merasa sebagai organisasi social merasa tidak etis melakukan kegiatan pemasaran itu sendiri. Anggapan ketidak etisan ini antara lain:
1. Pemasaran dianggap tabu dan mengkomersialkan orang sakit.
2. Pemasaran dianggap manipulaitif.
3. Pemasaran dianggap instruktif.
4. Pemasaran dianggap menghamburkan uang.
5. Pemasaran dianggap menurunkan mutu pelayanan kesehatan (dengan image kalau organisasi pelayanan kesehatan melakukan kegiatan pemasaran dianggap tidak laku).
6. Pemasaran dianggap membuat organisasi pelayanan kesehatan bersaing.
7. Pemasaran dianggap mengarah kepada Consumer Ignorance atau memanfaatkan ketidaktahuan pasien akibat keawamannya.
8. Pemasaran dianggap sama dengan atau mengarah pada orientasi penjualan.
Hal ini yang seharusnya diluruskan bahwa pemasaran dirumah sakit bukan mengarah pada komersialisasi konsumen semata namun mengarah pada pemenuhan kebutuhan pasien dan masyarakat.
Definisi Manajemen Pemasaran
Managemen pemasaran menurut Asosiasi pemasaran Amerika adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi dan penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi saran individu dan organisasi.
Dalam definisi managemen pemasaran tersebut terdapat point-point penting antara lain:
1. Fungsi managemen yaitu POAC atau planning (perencanaan), Organising (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controlling (pengawasan/evaluasi). Yang merupakan fungsi-fungsi penting dalam kesuksesan dan keteraturan strategi pemasaran.
2. Strategi pemasaran yaitu melakukan modifikasi segmentasi (perancangan kelompok / segmen pasar), targeting (penentuan target pasar) dan positioning (penamaan image produk dibenak konsumen) dan modifikasi bauran pemasaran (marketingmix) yaitu produck (produk), price (harga), place (saluran distribusi), dan promotion (promosi).
3. Konsep inti pemasaran yang mengarah kepada pemahaman dan pemenuhan kebutuhan, keinginan, permintaan akan barang dan jasa, pertukaran dan pasar.
4. Sasaran yang merupakan tujuan yang hendak dicapai baik untuk pasien, masyarakat dan organisasi pelayanan kesehatan itu sendiri yang mengarah kepada pemenuhan kebutuhan beretika.
a. Konsep inti pemasaran
Pemasaran usaha kesehatan bukan sesuatu yang tabu untuk dilakukan pada organisasi pelayanan kesehatan karena pada dasarnya pemasaran usaha kesehatan mengarah pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien dan bukan mengarah pada komersialisasi pelayanan kesehatan dan pemanfaatan Consumer ignorance semata. Kepuasan pasien adalah tujuan utama kegiatan pemasaran.


Konsep inti pemasaran dapat digambarkan sebagai berikut;









Gambar 1.1 konsep inti pemasaran
Keterangan :
1. Kebutuhan adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang atau merupakan tuntutan dasar manusia, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan kesehatan. Rumah sakit tidak menciptakan kebutuhan pasien dan masyarakat namun sebaliknya rumah sakit mencari apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasiendan masyarakat demi kepuasan mereka.
2. Keinginan adalah hasrat untuk memenuhi kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu.
3. Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung oleh kemampuan untuk membayar atau daya beli.
4. Produk adalah sesuatu yang ditawarkan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan. Rumah sakit menawarkan jasa yang salah satu sifatnya tidak tampak (intangible) sehingga peran sumber daya, fasilitas dan tenaga kerja (medis, paramedic, paramedic non keperawatan, managerial, pekarya, dll) sangat penting karena mereka dianggap produk penting tampaknya yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien dan masyarakat tersebut.
5. Nilai dan kepuasan merupakan rasio antara apa yang didapatkan dan apa yang diberikan pelanggan, sehingga suatu produk dikatakan berhasil apabila mampu memberikan nilai dan kepuasan pada pembeli sasaran. Masyarakat akan memilih di aneka beraneka ragam tawaran di berbagai rumah sakit yang dianggap memberikan nilai paling banyak.
6. Pertukaran dan transaksi mencakup perolehan produk yang di inginkan seseorang dengan menawarka sesuatu sebagai gantinya, atau pertukaran adalah proses penciptaan nilai karena pada dasarnya memungkinkan keadaan kedua belah pihak menjadi lebih baik.
Pertukaran merupakan suatu proses dan bukannya suatu peristiwa. Kedua belah pihak yang terlibat dalam pertukaran melakukan perundingan dan berusaha untuk mencapai syara-syarat yang di sepakati oleh kedua belah pihak. Dalam pelayanan kesehatan setiap tindakan medis yang diberikan kepada pasien selalu dirundingkan dengan pasien melalui beberapa cara yaitu:
a. Oral Consent yaitu persetujuan secara lisan, misalnya pasien akan memperoleh tindakan suntikan, dokter menjelaskan tentang pentingnya tentang suntikan dan akibat jika memakai atau tidak memakai obat tersebut.
b. Impled Consent yaitu persetujuan atau penolakan pasien diberikan berdasarkan tindakan medisnya.
c. Written Consent yaitu persetujuan secara tertulis.
Selain itu transaksi juga mempertimbangkan beberapa dimensi, yaitu:
a. Sekurang-kurangnya dua kondisi penting yang disepakati, yaitu waktu dan tempat kesepakatan.
b. Ada system hukum dan etika untuk mendukung dan melaksanakan pemenuhan kewajiban di pihak yang melakukan transaksi (misalnya pasien dan dokter).
Dengan kesepakatan ini diharapkan proses penciptaan nilai diantara pasien dan organisasi pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.
7. Hubungan dan jaringan kerja
Transaksi menciptakan pemasaran hubungan yang bertujuan membngun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dengan hasil akhir diharapkan terbentuknya asset organisasi pelayanan kesehatan yang disebut jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran ini terdiri dari organisasi pelayanan kesehatan dan pemercaya (stakeholder) pendukung atau pemegang kepentingan seperti pasien / pelanggan, karyawan, pemasok, perujuk, ilmuan dll yang saling membina hubungan timbal-balik yang saling mengutungkan.
8. Pasar.
Pasar adalah semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaranguna memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut.

Kearsipan Rumah Sakit
• Pengertian kearsipan
Arsip (record) yang dalam istilah bahasa Indonesia ada yang menyebutkan sebagai
“warkat”, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai : setiap catatan tertulis baik
dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu
subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan
orang (itu) pula”.
Atas dasar pengertian diatas, maka yang termasuk dalam pengertian arsip itu misalnya: surat-surat, kwitansi, faktur, pembukuan, daftar gaji, daftar harga, kartu penduduk, bagan
organisasi, foto-foto dan lain sebaginya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan bahwa yang dimaksud dengan arsip
adalah :
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-
Badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun
berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
b. Naskah-naskah yng dibuat dan diterima oleh Badan-Badan Swasta dan atau
perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun
berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Selain dari pengertian di atas, arsip dapat diartikan pula sebagai suatu badan (agency)
yang melakukan segala kegiatan pencatatan penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat/warkat-warkat yang mempunyai arti penting baik ke dalam maupun ke luar; baik yang menyangkut soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan menerapkan kebijaksanaan dan sistem tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.
• Peranan kearsipan
Kearsipan mempunyai peranan sebagai “pusat ingatan”, sebagai “sumber informasi”
dan “sebagai alat pengawasan” yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka
kegiatan “perencanaan”. “penganalisaan”. “pengembangan, perumusan kebijaksanaan,
pengambilan keputusan, pembuatan laporan, pertanggungjawaban, penilaian dan
pengendalian setepat-tepatnya.
Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan
untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan,oleh sebab itu untuk dapat menyajikan
informasi yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik di
bidang kearsipan.
Pada pasal 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1971, antara lain dirumuskan bahwa
“tujuan” kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional
tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk
menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemeritahan.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa arti pentingnya kearsipan ternyata
mempunyai jangkauan yang amat luas, yaitu baik sebagai alat untuk membantu daya ingatan
manusia, maupun dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelaksanaan
kehidupan kebangsaan.
Selain itu kearsipan juga merupakan salah satu bahan untuk penelitian ilmiah.

• BEBERAPA ISTILAH DI DALAM KEARSIPAN
Arsip dinamis
Arsip dinamis adalah arsip yang masih diperlukan secara langsung dalam perencanaa,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau arsip yang
digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara. Arsip dinamis dilihat
dari kegunaannya dibedakan atas :
a. Arsip aktif:
adalah arsip yang secara langsung dan terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam
penyelenggaraan administrasi sehari-hari sera masih dikelola oleh Unit Pengolah.
b. Arsip Inaktif:
adalah arsip yang tidak secara langsung dan tidak terus-menerus diperlukan dan
digunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari serta dikelola oleh Pusat
Arsip.

Arsip Statis
Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya, maupun untuk
penyelenggaraan administrasi sehari-hari. Arsip statis ini berada di Arsip Nasional
Republik Indonesia atau di Arsip Nasional Daerah.
File
File dapat disamakan dengan pengertian “berkas” atau “bendel” yang merupakan satu
kesatuan arsip tentang masalah tertentu dan disimpan berdasarkan pola klasifikasi.
Indeks
Indeks adalah sarana penemuan kembali surat dengan cara mengidentifikasi surat
melalui penunjukan suatu tanda pengenal yang dapat membedakan surat tersebut dengan
yang lainnya. Tanda pengenal surat ini harus dapat diklasifikasikan dan merupakan
penunjuk langsung kepada berkasnya
Kartu kendali
Kartu kendali adalah isian (kartu) untuk mencatat surat-surat yang masuk/keluar yang
tergolong surat penting. Di samping berfungsi sebagai pencatat surat, kartu kendali
dapat berfungsi pula sebagai alat penyampaian surat dan penemuan kembali arsip.
Kartu kendali terdiri atas 3 (tiga) rangkap dan 3 (tiga) warna : putih, biru, dan merah.
a. Kartu Kendali warna putih untuk “pengarah surat” sebagai alat kontrol.
b. Kartu Kendali warna biru untuk penata arsip sebagai arsip pengganti, selama surat
tersebut masih berada pada file pengolah.
c. Kartu Kendali warna merah untuk Tata Usaha Pengolah.
d. Ukuran dari kartu kendali 10 x 15 cm.
Kartu tunjuk silang
Kartu tunjuk silang adalah kartu (formulir) yang digunakan untuk memberikan petunjuk
pada satu dokumen yang mempunyai lebih dari satu masalah.
K o d e
Kode adalah tanda yang terdiri atas gabungan huruf dan angka untuk membedakan
antara beberapa masalah yang terdapat dalam Pola Klasifikasi Arsip.
Lembar Disposisi
Lembar disposisi adalah lembaran untuk menuliskan disposisi suatu surat baik yang
diberikan oleh atasan ke bawahan maupun sebaliknya.
Lembar pengantar surat rutin
Lembar pengantar surat rutin adalah formulir yang dipergunakan untuk mencatat dan
menyampaikan surat-surat biasa (tidak penting) dari Unit Kearsipan ke Unit Pengolah.
Penerima surat
Penerima surat adalah Unit/Staf yang bertugas untuk melakukan penerimaan surat
masuk baik dari Kurir maupun dari Pos.
Pencatat surat
Pencatat surat adalah Unit/Staf yang bertugas untuk melakukan pencatatan surat baik
untuk surat masuk maupun surat keluar.
Pengarah surat
Pengarah surat adalah Unit/Staf yang bertugas untuk menentukan kepada pengolah
mana surat yang bersangkutan harus disampaikan.
P e n g o l a h
Pengolah adalah Unit/Staf yang bertugas untuk melakukan penggarapan masalah isi
surat.
Unit Pengolah terdiri atas :
a. Pimpinan pengolah
b. Tata usaha pengolah
c. Pelaksana pengolah
Penata arsip
Penata arsip adalah Staf yang bertugas menyimpan surat-surat (arsip) dan memelihara
arsip.
Pola klasifikasi arsip
Pola klasifikasi arsip adalah pengelompokan arsip berdasarkan masalah-masalah secara
sistematis dan logis, serta disusun berjenjang dengan tanda-tanda khusus yang berfungsi
sebagai kode. Pola klasifikasi merupakan salah satu sarana atau pedoman untuk penataan arsip.
Surat penting
Surat penting adalah surat yang isinya mengikat dan memerlukan tindak lanjut atau
merupakan kebijaksanaan Departemen, dan apabila terlambat penyampaiannya atau
hilang akan mengganggu kelancaran pekerjaan.
Surat biasa
Surat biasa adalah surat yang isinya tidak mengikat dan biasanya tidak membutuhkan
tindak lanjut serta hanya berupa informasi dan suatu kegiatan. Surat biasa dicatat dalam
lembar pengantar surat rutin dan disampaikan ke Unit Pengolah.
Tata usaha pengolah
Tata Usaha Pengolah adalah Unit/Staf yang bertugas mengurus ketatausahaan pada Unit
Pengolah.

Formulir peminjaman arsip
formulir peminjaman arsip adalah formulir yang digunakan untuk meminjam arsip.
Diisi rangkap 2 (dua), 1 (satu) disimpan untuk menggantikan arsip yang dipinjam dan 1
(satu) disimpan oleh petugas peminjaman arsip sebagai pengendalian peminjaman.
Formulir penyalinan arsip
Formulir penyalinan arsip adalah formulir permohonan penyalinan arsip yang diisi oleh
unit atau staf yang memerlukan informasi suatu arsip yang disalin.
Indeks relatif
Indeks relative adalah daftar masalah yang terdapat dalam pola klasifikasi yang disusun
secara abjad masalah dan kodenya. Indeks relative bertujuan untuk memudahkan
menentukan kode surat yang akan disimpan menurut klasifikasi masalah yang terdapat
dalam pola klasifikasi arsip, dan biasa digunakan juga dalam penemuan kembali arsip.
Jadwal retensi arsip
Jadwal retensi arsip adalah pedoman tentang jangka waktu penyimpanan arsip sesuai
dengn nilai kegunaannya dan sebagai dasar penyelenggaraan penyusutan, pemusnahan
dan penyerahan arsip ke Arsip Nasional.
Penyusutan arsip
Penyusutan arsip adalah proses kegiatan penyiangan arsip/berkas untuk memisahkan
arsip aktif dari arsip inaktif serta menyingkirkan arsip-arsip yang tidak berguna
berdasarkan jadwal retensi arsip.
Penyerahan arsip
Penyerahan arsip adalah pengalihan wewenang penyimpanan, pemeliharaan dan
pengurusan arsip statis dari Lembaga-Lembaga Negara, Badan Pemerintahan, Badan
Swasta dan Perorangan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia atau Arsip Nasional
Daerah.
Pemusnahan arsip
Pemusnahan arsip adalah proses kegiatan penghancuran arsip yang tidak diperlukan lagi
baik oleh instansi yang bersangkutan maupun oleh Arsip Nasional.




• DASAR HUKUM DAN DASAR PERTIMBANGAN
A. Dasar Hukum
Ketentuan-ketentuan pokok kearsipan di Indonesia ditetapkan dalam U.U. No. 7 Tahun
1971 yang diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 32 pada tanggal 18 Mei 1971.
U.U. No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan mencabut U.U.
No. 19 Prps Tahun 1961 tentang Pokok-Pokok Kearsipan Nasional.
U.U. No. 7 Tahun 1971 kemudian telah dilaksanakan dengan berbagai peraturan
perundangan di bidang kearsipan.
B. Dasar pertimbangan
Adapun dasar pertimbangan Pemerintah dan DPR-GR untuk mengeluarkan U.U. No. 7
Tahun 1971 ialah :
a. Bahwa untuk kepentingan generasi yang akan dating perlu diselamatkanbahan-bahan
bukti yang nyata, benar dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan Bangsa
Indonesia di masa yang lampau, sekarang dan yang akan dating, dan berhubungan
dengan itu perlu diatur ketentuan-ketentuan pokok tentang Kearsipan.
b. Bahwa dipandang perlu meningkatkan penyempurnaan administrasi aparatur
Negara, khususnya di bidang Kearsipan.

Customer Service
Customer service merupakan suatu jasa pelayanan atau service adalah setiap kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepihak lain yang secara essential tidak Nampak (intangible) atau tidak menimbulkan kepemilikan sesuatupun.
Sifat layanan:
1. Sifat tidak Nampak (intangible)
Layanan mempunyai sifat tidak Nampak, tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, di dengar, atau dicium sebelum di produksi.
Contoh: pasien yang menjalani bedah kosmetik, tidak dapat melihat hasilnya sebelum melakukan pembedahan.

2. Sifat tidak dapat dipisahkan
Suatu layanan tidak dapat dipisahkan dari sumber yang memberi layanan.
Contoh: apabila kita ingin berobat gigi di klinik gigi, pelayanan tidak dapat dilakukan apabila tidak ada dokter giginya.
3. Sifat tidak tahan lama
Suatu layanan tidak dapat disimpan.
Klasifikasi layanan
1. Berdasarkan rangnya (people based)
Dapat dibagi menjadi:
a. Pelayanan tenaga professional (Dokter, Perawat, Pekerja social)
b. Pelayana yang tidak membutuhkan tenaga terampil atau tidak terampil (Penjaga Kantor, Pembantu, Teknisi).
2. Berdasarkan peralatanya (equipment based)
Dapat dibedakan menjadi:
a. Pelayanan automatisasi (Analisa darah, mesin pengukur, Tekanan darah)
b. Peralatan yang dioprasikan oleh tenaga yang relative tidak terampil (Operator telepon, juru masak, peralatan dapur) dan pealatan yang dioperasikan oleh tenaga terampil (alat ultra sound, alat cardiaccathetrization).
Layanan pelanggan yang lebih baik dapat diungkapkan dalam suatu kata RESPEK. Organisasi pelayanan kesehatan harus menghormati waktu dan kepintaran pelanggan, menghargai keinginan mereka, untuk menentukan kemauan sendiri, harus mengerti bahwa pelanggan tidak suka dengan ketidak pastian.
Bentuk layanan yang dapat dikembangkan untuk menciptakan superior customer service meliputi:
1. Jaminan atau garansi
2. Pelatihan
3. Cara penggunaan produk
4. Konsultasi teknikal
5. Saran-saran pemakaian produk alternative
6. Peluang untuk mengembalikan / menukar produk yang tidak memuaskan
7. Reprasi komponen-komponen yang tidak cacat / rusak
8. Penyediaan suku cadang pengganti
9. Penindak lanjutan kontak dengan pelanggan
10. Informasi berkala dengan pelanggan
11. Klub / informasi pemakai produk
12. Pemantauan dan penyesuaian produk untuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan kepada pelanggan yang baik akan membantu organisasi pelayanan kesehatan mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain itu ada beberapa langkah yang harus dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan pelayanan prima di organisasi pelayanan kesehatan.
Langkah-langkah mencapai pelayanan pada pelanggan yang prima:
1. Komitmen managemen total
2. Kenali pelanggan anda
3. Mengembangkan kualitas kinerja pelayanan standar
4. Melakukan tindakan klinis yang sesuai prosedur dan mempertimbangkan hak-hak pasien
5. Merekrut, melatih, dan memberi penghargaan terhadap staff yang baik
6. Memberikan penghargaan terhadap pelanggan
7. Berusaha dekat dengan pelanggan
8. Bekerja melalui pengembangan diri terus
9. Kenali institusi tempat kerja


Hambatan dalam memberikan pelayanan:
1. Adanya perbedaan individu
2. Percaya bahwa pelanggan dapat dikembangkan
3. Ketidakinginan untuk membayar harganya
4. Komitment yang superficial
5. Bertelinga tapi tidak mendengar
6. Kualitas pelayanan sulit untuk didefinisikan dan diukur
7. Adanya kebijakan, prosedur dan protocol
8. Terlena dengan hasil jangka pendek
9. Terlalu banyak yang ditawarkan

CUSTOMER SERVICE (CS)
Customer service adalah orang yang bekerja untuk melayani pasien, biasanya dibagian pendaftaran dan administrasi.
Customer service atau pelayanan pasien yang baik / prima (excellent) sepatutnya menjadi tujuan utama dari semua pemasok untuk diberikan kepada pasien. Paling tidak ada (3) karakteristik yang harus dipenuhi agar pelayanan kepada pasien dikatakan baik / prima.
1. Responsive (umpan balik / respon yang cepat)
Kecepatan dalam merespon pasien merupakan karakteristik yang penting dalam pelayanan kepada pasien. Jika kita terlambat dalam memberikan respon kepada pasien kita, maka kita akan kehilangan pasien dan bahkan kehilangan kepercayaan.
2. Reliable (dapat dipercaya)
Pelayanan pasien yang baik harus secara konsisten memberikan respon yang cepat, perbaikan kualitas pelayanan secara terus-menerus dan pada akhirnya pelayanan yang diterima oleh pasien kualitasnya dapat sama atau melebihi apa yang menjadi harapan pasien.
3. Respectful (penuh rasa hormat)
Kita harus memberikan pelayanan kepada pasien dengan penuh rasa hormat baik dalam memberikan pertanyaan, menjelaskan kepada pasien. Disamping itu juga harus dilakukan dengan penuh kesopanan (sopan santun) dan rasa ingin membantu pasien.
Jadi pelayanan kepada pasien dapat dikatakan baik atau prima jika dapat memenuhi ketiga karakteristik (Responsive, Reliable, dan Respectful).
Implementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah dengan memberikan kualitas pelayanan (service) yang terbaik bagi konsumen dengan tujuan untuk menciptakan kepuasan konsumen. Kualitas yang diberikan oleh perusahaan, akan menimbulkan persepsi konsumen terhadap kualitas yang diberikan kepadanya. Sering kali terdapat perbedaan antara harapan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap kualitas yang diberikan oleh perusahaan, untuk mengetahui apakah perusaan telah memberikan kualitas jasa yang sesuai dengan harapan konsumen, maka perlu dilakukan evaluasi dari konsumennya.
Apasih sebenarnya pelayanan pelanggan? Kotler mengartikan pelayanan (service) sebagai suatu kegiatan atau keuntungan yang ditawarkan suatu kelompok kepada kelompok yang lainnya dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan terhadap apapun. Walaupun pandangan kotler cukup luas, namun demikian saat ini apa yang diartikan konsumen sebagai pelayanan telah berubah secara radikal. Definisi pelayanan pada saat ini termasuk lokasi yang nyaman, ragam pilihan, dominasi kategori dan cepatnya transaksi. Ini bahkan juga bisa berarti harga yang bersaing. Sedangkan menurut Werren Blanding “Pelayanan pelanggan merujuk kepada aktivitas dari kepuasan palanggan yang biasanya dimulai dengan pemesanan dan diakhiri dengan pengiriman barang pada pelanggan, dimana pada beberapa kasus berlanjut pada maintenance, atau technical support lainnya”.
Kenyataan tentang layanan pelanggan, menurut Armen Kabodian:
1. Bebagai studi menunjukan bahwa para pelanggan dua kali lebih banyak melontarkan keluhan dibandingkan pujian.
2. Pelanggan yang tidak puas biasanya akan menyampaikan keluh kesahnya kepada 8-10 orang lain.
3. Tujuh dari pelanggan tersebut akan kembali berbisnis dengan anda jika anda bisa menanggapi mereka dengan baik.
4. Jika anda mnyelesaikan persoalan mereka sesegera mungkin, 95% pelanggan akan kembali berbisnis dengan anda.
5. Membuat pelanggan tetap, anda mau meningkatkan pembelian 10% adalah lebih baik daripada meningkatkan basis pelayanan sebesar 10%.
6. Perusahaan menyediakan jasa menggantungkan 85% - 95% bisnisnya pada pelanggan yang sudah ada.
7. Para pakar industry mengatakan layanan pelanggan (customer service) digerai-gerai semakin penting.
8. 80% ide tentang sebuah produk atau layanan baru yang sukses berasal dari para pelanggan.
9. Untuk menarik pelanggan baru, dibutuhkan ongkos lebih besar dibandingkan dengan yang diperlukan untuk memelihara pelanggan lama.
Beberapa pendapat mengenai customer service:
1. Sir Michael perry:
“untuk mempertahankan daya saing, anda harus berkomitmen total terhadap para pelanggan, memahami apa yang mereka inginkan sekarang dan mengantisipasi keinginan mereka dimasa yang akan datang dan senantiasa menampilkan diri dengan baik sehingga dapat menjadi pilihan pertama”.
2. Sir John Egan:
“mulailah dengan mengukur dan memenuhi kebutuhan yang sedang berkembang, lalu tingkatkan standar kualitas dan efektifitas pembiayaan dengan perbaika-perbaikan yang berkesinambungan. Standar kepuasan pelanggan, jika sasarannya jelas dan terukur, merupakan pondasi untuk membangun kekayaan yang langgeng”.
3. Institu of customer service ICS – Inggris:
• Pelanggan sekarang menuntut lebih dari sekedar produk yang bagus dan harga yang bersaing.
• Pelanggan mempunyai hak untuk memperoleh layanan yang baik jika mereka tidak mendapatkannya, mereka akan berpaling ketempat yang lain.
• Perusahaan yang sukses dimasa depan mempunyai tingkat layanan yang melebihi pesaingnya dan perkiraan pelanggannya.
• Pelaku bisnis, khususnya disektor swasta, harus memastikan bahwa pelanggan mau kembali karena pilihannya sendiri, bukan lantaran tidak ada alternative lain. Untuk menciptakan keunggulan, berbagai organisasi akan makin mengandalkan staf yang berhadapan langsung dengan pelanggan.
• Pelanggan yang puas dapat menjadi pembeda antara perusahaan yang gagal dan yang sukses.


LAYANAN PELANGGAN YANG LEBIH BAIK
Layanan pelanggan yang lebih baik dapat diungkapkan dalam suatu kata RESPEK. Organisasi pelayanan kesehatan harus menghormati waktu dan kepintaran pelanggan, menghargai keinginan mereka, untuk menentukan kemauan sendiri, harus mengerti bahwa pelanggan tidak suka dengan ketidak pastian.
Bentuk layanan yang dapat dikembangkan untuk menciptakan superior customer service meliputi:
1. Jaminan atau garansi
2. Pelatihan
3. Cara penggunaan produk
4. Konsultasi teknikal
5. Saran-saran pemakaian produk alternative
6. Peluang untuk mengembalikan / menukar produk yang tidak memuaskan
7. Reparasi komponen-komponen yang tidak cacat / rusak
8. Penyediaan suku cadang pengganti
9. Penindak lanjutan kontak dengan pelanggan
10. Informasi berkala dengan pelanggan
11. Klub / informasi pemakai produk
12. Pemantauan dan penyesuaian produk untuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan kepada pelanggan yang baik akan membantu organisasi pelayanan kesehatan mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain itu ada beberapa langkah yang harus dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan pelayanan prima di organisasi pelayanan kesehatan.
Langkah-langkah mencapai pelayanan pada pelanggan yang prima:
1. Komitmen managemen total
2. Kenali pelanggan anda
3. Mengembangkan kualitas kinerja pelayanan standar
4. Melakukan tindakan klinis yang sesuai prosedur dan mempertimbangkan hak-hak pasien
5. Merekrut, melatih, dan memberi penghargaan terhadap staff yang baik
6. Memberikan penghargaan terhadap pelanggan
7. Berusaha dekat dengan pelanggan
8. Bekerja melalui pengembangan diri terus
9. Kenali institusi tempat kerja
Hambatan dalam memberikan pelayanan:
1. Adayan perbedaan individu
2. Percaya bahwa pelanggan dapat dikembangkan
3. Ketidakinginan untuk membayar harganya
4. Komitment yang superficial
5. Bertelinga tapi tidak mendengar
6. Kualitas pelayanan sulit untuk didefinisikan dan diukur
7. Adanya kebijakan, prosedur dan protocol
8. Terlena dengan hasil jangka pendek
9. Terlalu banyak yang ditawarkan







BAB II
HASIL KEGIATAN

A. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan MOPK semester IV dilaksanakan di RS Permata Bunda . Pelakasanaan dimulai dari tanggal 13 Juli 2009 sd. 8 Agustus 2009. Setiap harinya kegiatan MOPK dimulai pukul 07.00 Wib sd. 14.00 Wib. Waktu pelaksanaan MOPK ini di sesuaikan dengan jam kerja karyawan RS Permata Bunda. Untuk jenis kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan MOPK di RS Permata Bunda disesuaikan dengan jadwal yang telah di tentukan oleh RS Permata Bunda.
1) Ruang Lingkup Kegiatan
1.1. Tanggal : 13 Juli 2009
Pembimbing : Dr. Boedi Setiawan
Kegiatan yang dilakukan adalah:
Untuk hari pertama pelaksanaan MOPK belum melakukan kegiatan inti yang di jadwalkan oleh pihak RS Permata Bunda. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya sbb:
• Pengenalan seputar lokasi Rumah sakit dan kantor RS Permata Bunda
• Perkenalan dengan karyawan RS Permata Bunda.
• Pengarahan dari bagian diklat oleh Dr. Boedi Setiawan
• Pengarahan dari bagian kepala personalia
• Mengamati dan mempelajari proses pekerjaan petugas Tata Usaha di RS. Permata Bunda
1.2. Tanggal : 14 Juli sd 18 Juli 2009
Bagian : TU
Pembimbing : Erawan Budiyanto
Kegiatan yang dilakukan di TU adalah:
• Menerima surat masuk dan menulis surat permohonan untuk didisposisikan kepada direktur melalui asisten direktur
• Mendistribusikan surat kepada orang yang berkepentingan mengenai surat tersebut
• Membuat surat keluar
• Membalas balasan surat masuk
• Menyimpan surat yang telah didisposisi untuk diarsipkan
• Menerima tamu
1.3. Tanggal : 21 Juli sd 25 Juli 2009
Bagian : Pendaftaran
Pembimbing : Etik
Kegiatan yang dilakukan di Pendaftaran adalah :
• Menulis pasien masuk di buku register
• Menginput data pasien rawat inap dan rawat jalan ke dalam komputer
• Mengambil data rekam medis pasien
• Mengerek data rekam medis pasien
• Menyimpan data rekam medis pasien sesuai dengan nomor rekam medis
1.4. Tanggal : 27 Juli sd 01 Agustus 2009
Bagian : Rekam Medis
Pembimbing : Sisilia Ratna Ningsih
Kegiatan yang dilakukan di Rekam Medis adalah:
• Mengasembling status pasien
• Melengkapi data rekam medis ringkasan masuk keluar
• Mengisi form pengumpulan data
• Mengisi identitas pasien dipulangkan
• Mengambil sensus harian ke tiap-tiap bangsal
• Menginput data rekam medis pasien ke dalam computer
• Mengambil data rekam medis pasien
1.5 Tanggal : 03 Agustus sd 08 Agustus 2009
Bagian : Personalia
Pembimbing : Usdiana Indrajati
Kegiatan yang dilakukan di Personalia adalah :
• Memasukan SK tentang kepegawaian tetap dan kenaikan gaji kedalam form karyawan
• Memasukan data surat izin meninggalkan lingkungan kantor untuk karyawan dan di input ke dalam computer
• I Masalah Memasukan data cuti melahirkan, cuti menikah, cuti tahunan, izin sakit ke dalam computer
• Mendata pasien yang melahirkan yang akan membuat akte kelahiran dan menginputnya ke dalam computer.
2) Faktor pendukung dalam kegiatan
• Petugas atau karyawan RS Permata Bunda yang baik, ramah,dan bersahabat.
• Pengalaman sebelumnya MOPK di Puskesmas.
• Motivasi dari orang tua, teman dan karyawan RS Permata Bunda.
• Materi yang telah diterima di bangku perkuliahan.
• Sistem komputerisasi.
• Lokasi RS yang strategis.
• Kegiatan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan atau kompetensi yang akan dicapai.
• Penjelasan materi yang baik, jelas dan mudah dimengerti oleh tiap2 pembimbing
3) Faktor penghambat dalam kegiatan
• Kesibukan petugas atau pembimbing sehingga membuat penerimaan materi terhambat.
• Waktu untuk pendalaman materi dan job yang dilakukan terbatas.
• Peralatan penunjang kegiatan kurang lengkap.
• Adanya karyawan RS Permata Bunda yang kurang ramah.

4) Inventarisasi Masalah yang ditemukan dalam kegiatan
• Ruangan penyimpanan status RM kurang luas.
• Penyediaan ruang rekam medis yang kurang memadai
• Stop map status RM cepat rusak dan sobek.
• Lokasi penempatan ruang tidak strategis dan kurang luas.
• Dokter, perawat, dan karyawan RS sering terlambat masuk kerja.






• Penempatan SDM tidak sesuai dengan profesi, kapasitasnya, dan akademik yang telah didapatkannya
• Kebersihan dan kerapihan di ruagan kurang diperhatikan
• Minimnya jumlah kursi tunggu.
• Adanya karyawan yang korupsi waktu (waktu pulang dan istirahat yang lebih awal)
• Kurang ramah pada pasien
• Bolos tanpa keterangan
• Penampilan petugas tidak rapih (saat bekerja memakai sandal jepit)
• Kurangnya rak penyimpanan dokumen RM
• Minimnya sdm yang ada sehingga produktifitas kerja menurun













BAB III
PEMBAHASAN


A. Inventarisasi Masalah
Selama melakukan kegiatan MOPK di RS Permata Bunda penyusun menemukan beberapa masalah yang terdapat di lingkungan rumah sakit Permata Bunda diantaranya sebagai berikut:
1. Reliability
• Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah pada perawat, dokter dan karyayan Rumah Sakit Permata Bunda.
• Prosedur pelayanan yang berbelit-belit terutama untuk pembayaran yang dilakukan secara tidak langsung (Askes, Askeskin, Jamkesmas, Jamsostek)
• Pelayanan tidak sesuai dengan jam praktek (tidak tepat waktu)
2. Responsiveness
• Dokter, perawat dan bidan kurang memperhatikan keluhan pasien
• Dokter dan perawat kurang jelas dalam memberikan penjelasan kepada pasien
• Dokter, perawat dan bidan tidak dapat melayani pasien dengan maksimal ketika ia sedang sibuk
• Petugas kurang cepat tanggap dalam menangani pasien
3. Competence
• Penempatan SDM tidak sesuai dengan profesi, kapasitasnya, dan akademik yang telah didapatkannya
• Adanya karyawan yang mengeluh tentang masalah pendapatan/gaji sehingga kurang produktif dalam bekerja

4. Assurance
• Adanya karyawan yang kurang ramah pada pasien terutama dibagian yang berhubungan langsung dengan pasien
5. Emphaty
• Kurangnya perhatian khusus kepada setiap keluhan pasien
• Pelayanan yang masih memandang status sosial pasien
6. Tangibles
• Kebersihan dan kerapihan setiap ruangan kurang diperhatikan
• Fasilitas penunjang medis kurang lengkap dan canggih
• Lokasi penempatan ruang kurang strategis dan kurang luas.
• Penampilan petugas tidak rapih (saat bekerja memakai sandal jepit)
• Ruang tunggu kurang luas
• Terbatasnya jumlah kursi tunggu
• Kurangnya Lemari dan Rak penyimpanan rekam medis pasien
• Sistem penyimpanan rekam medis pasien yang kurang baik


B. Proiritas Masalah
Dari inventarisasi masalah yang telah dikemukakan, kita bisa melihat masalah – masalah apa saja yang menjadi kendala utama ( Prioritas masalah ) yang terjadi di RS Permata Bunda. Dalam menganalisis strategi organisasi masalah kesehatan, dapat di lakukan dengan analis SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat). Setelah kita lakukan :
- Analisis lingkungan internal sebagai dasar untuk strength (S) dan weakness (W)
- Analis lingkungan eksternal sebagai dasar untuk opportunity (O) dan threat (T)
 Strength (kekuatan)
- Lokasi RS Permata Bunda strategis dan mudah di jangkau
- Efektifitas Promosi yang bagus
- Dukungan modal
- Pelayanan medis yang profesional
- Tenaga medis spesialis lengkap
- Terletak di pusat kota
- Dekat dengan fasilitas umum
- Didukung akses jalan raya propinsi
- Keamanan 24 jam
- Jasa pelayanan yang lengkap
- Memiliki Bor ideal
 Weakness (kelemahan)
- Harga pelayanan medis relative mahal
- Tata letak ruang yang membingungkan
- Area parkir kurang luas
- Suasana RS sangat bising karena dekat dengan jalan raya
- Jam berkunjung yang tidak disiplin
- Waktu pelayanan tidak tepat waktu
- Penempatan SDM tidak sesuai dengan profesi, kapasitasnya, dan akademik yang telah didapatkannya
 Opportunity (peluang)
- Potensi pasar bagus
- Kerja sama dengan instansi pendidikan
- Kerja sama dengan Balai pengobatan, RS rujukan, Puskesmas, bidan, apotik dll
- Kerja sama dengan perusahaan asuransi dan non asuransi
- Kegiatan Baksos rutin
- Penyuluhan melalui media cetak dan elektronik
- Mengadakan kegiatan sosial dan keagamaan
 Threat (ancaman)
- Persaingan yang ketat antara RS Permata Bunda dengan RS, puskesmas, balai pengobatan, klinik, poliklinik lama atau baru di sekitar lingkunagn RS Permata Bunda
- Krisis moneter
- Kehilangan pelanggan (lost customer)
- Tuntutan masyarakat atas mutu RS




Tabel IFAS
Strength (Kekuatan) 3 2 1
- Lokasi RS Permata Bunda yang strategis √
- Efektifitas Promosi yang bagus √
- Dukungan modal √
- Pelayanan medis yang proffesional √
- Tenaga medis spesialis lengkap √
- Terletak di pusat kota √
- Dekat dengan fasilitas umum √
- Didukung akses jalan raya propinsi √
- Keamanan 24 jam √
- Jasa pelayanan yang lengkap √
- Memiliki BOR yang ideal √






6x3=18 4x2=8 1x3=3
TOTAL Strength 29

Weakness (kelemahan) 3 2 1
- Harga pelayanan medis relative mahal √
- Tata letak ruang yang membingungkan √
- Area parkir kurang luas √
- Suasana RS sangat bising karena dekat dengan jalan raya √
- Jam berkunjung yang tidak disiplin √
- Waktu pelayanan tidak tepat waktu √
- Penempatan SDM tidak sesuai dengan profesi, kapasitasnya, dan akademik yang telah didapatkannya √

3x2=6 2x5=10 1x0=0
Total Weakness 16
Tabel EFAS
Opportunity (peluang) 3 2 1
- Potensi pasar bagus √
- Kerja sama dengan intansi pendidikan √
- Kerja sama dengan Balai pengobatan, RS rujukan, Puskesmas, bidan, apotik dll √
- Kerja sama dengan perusahaan asuransi dan non asuransi √
- Kegiatan Baksos rutin √
- Penyuluhan melalui media cetak dan elektronik √
- Mengadakan kegiatan sosial dan keagamaan √
3x3=9 2x3=6 1x1=1
TOTAL Opportunity 16

Threat (ancaman) 3 2 1
- Persaingan yang ketat antara RS Permata Bunda dengan RS, puskesmas, balai pengobatan, klinik, poliklinik lama atau baru di sekitar lingkunagn RS Permata Bunda √
- Krisis moneter √
- Kehilangan pelanggan (lost customer) √
- Tuntutan masyarakat atas mutu RS √
3x0=0 2x3=6 1x1=1
TOTAL Threat 7

Penjumlahan nilai atau skor dari masing-masing Ifas dan Efas yaitu:
• IFAS = S + W
= (29) + (-16)
= 13
• EFAS = O + T
= (16) + (-7)
= 9
Hasil tersebut digunakan untuk mencari titik dalam kuadran SWOT. Dimana nilai 13 yang didapat dari hasil penjumlahan strength (S) dengan weakness (W) yang diletakan sebagai titik sumbu X atau di garis S dan W dalam kuadran SWOT. Sedangkan hasil penjumlahan dari opportunity (O) dan threat (T) sebagai titik sumbu Y atau digaris O dan T dalam kuadran SWOT.
O

9


kuadran III (WO) kuadran I (SO)
“Turn Around” “Agresif”
W S
13
Kuadran IV (WT) kuadran II (ST)
“Defensif” “Difersifikasi”
T

Keterangan :
Dari hasil analisa SWOT di atas di dapatkan bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi terletak pada wilayah kuadran I yaitu dapat di lakukan dengan mengembangkan strategi agresif. Strategi agresif merupakan situasi yang menguntungkan dimana organisasi pelayanan kesehatan masih memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.


C. Alternatif Solusi Pemecahan Masalah
Dari permasalahan yang ada pada Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi Kabupaten Grobogan dapat dilakukan beberapa solusi pemecahan sebagai berikut :
 Berdasarkan analisa SWOT pengembangan strategi pemasaran dapat di lakukan dengan mengembangkan strategi agresif, yairu mengembangkan kekuatan yang ada dan meningkatkan serta mempertahankan peluang yang ada. Dengan terus mempertahankan kegiatan yang sudah biasa dilakukan dimana kegiatan ini dapat mendekatkan masyrakat dengan pihak Rumah Sakit Permata Bunda. Serta meningkatkan kerjasama dengan pelayanan kesehatan lainnya, perusahaan asuransi, perusahaan non asuransi, instansi pendidikan dan pengembangan promosi pelayanan lewat penyuluhan di media cetak dan elektronik
 Penambahan SDM yang berkualitas dan berstandar akademik tinggi
 Pemberian latihan dan keterampilan khusus bertujuan mencapai SDM yang berkualitas dan profesionalisme
 Penambahan ruang perawatan
 Perluasan area parkir
 Melengkapi fasilitas dan peralatan medis
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Permata Bunda
 Penyediaan ruang rekam medis yang kurang memadai antara rak rekam medis dan sarana penunjang lain untuk kegiatan rekam medis yang menyebabkan petugas rekam medis kurang leluasa menjalankan tugas, khususnya ketika jam kunjung pasien padat.Hal ini dapat diatasi dengan memperluas ruangan rekam medis, agar petugas rekam medis dapat melaksanakan tugas masing masing dengan lancar.
 Pemisahan rak dokumen rekam medis diruang yang berbeda (bukan ruangan khusus rekam medis). Dengan adanya pemisahan rak dokumen rekam medis diruangan yang berbeda maka keamanan dokumen rekam medis tersebut kurang begitu terjamin karena petugas rekam medis yang memegang tanggung jawab berada diruangan yang berbeda sehingga 0mengalami kesulitan dalam mengontrolnya, selain itu tidak efisien untuk tenaga dan waktu ketika petugas membutuhkan dokumen tersebut. Hal ini terkait dengan pentingnya fungsi dokumen rekam medis.. Hal ini juga berkaitan dengan permasalahan pada nomor satu yang menyarankan agar dilakukan perluasan ruang rekam medis
 Penyediaan rak rekam medis yang kurang memadai untuk masing-masing section sehingga tidak dapat menampung dokumen rekam medis secara baik dan dapat merusak dokumen rekam medis. Hal ini juga dapat menyebabkan ketidak efisiensinya para petugas rekam medis dalam bekerja. Selain itu juga dapat mengakibatkan kesalahan dan kesulitan dalam kegiatan filling. Oleh karena itu diperlukan penambahan rak rekam medis, melihat jumlah pasien yang begitu banyak.
 Penyediaan sarana penunjang kegiatan rekam medis kurang memadai, misalnya penyediaan printer. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh petugas rekam medis. Sehingga perlu diadakan peninjauan alat atau sarana penunjang lain secara berkala agar dapat mengetahui layak atau tidaknya sarana itu digunakan.
 Pengamanan ruang rekam medis yang kurang, sehingga terdapat pihak-pihak yang menyalahgunakan sarana penunjang rekam medis,misalnya computer. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan peringatan dan peraturan tertulis oleh kepala bagian rekam medis yang bersangkutan diruangan rekam medis, selain itu petugas rekam medis yang bertugas pada saat itu bertanggung jawab penuh atas semua yang berada diruang rekam medis.
 Melakukan Perbaikan dan inovasi baru untuk stopmap Status RM
 Meningkatkan kedisiplinan dalam pelayanan
 Memberlakukan hukum dan konsekuensi yang tegas atas pelanggaran yang dilakukan karyawan karyawati RS Permata Bunda
 Penempatan SDM yang tepat sesuai kapasitas kemampuannya





 Renovasi dan pengaturan ulang tata ruang
 Meningkatkan kualitas manajemen pemasaran
 Meningkatkan kebiasaan untuk selalu ramah, tersenyum, menyapa, perhatian dan sopan kepada setiap pasien tanpa perbedaan
 Biasakan untuk berpakaian rapih
 Jujur dan dapat dipercaya
 Transparansi terhadap suatu permasalahan
 Memberikan perhatikan khusus kepada pelanggan dengan tujuan untuk mempertahankan pelanggan




















BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Rumah Sakit Permata Bunda pertama berdiri dalam bentuk Rumah Bersalin (RB ) ” UTOMO” pada tahun 1990 yang berlokasi di Jl. Glugu No. 1, Purwodadi-Grobogan.
Seiring dengan meningktanya jumlah pasien dan semakin tingginya kepercayaan masyarakat akan pelayanan di Rumah Bersalin UTOMO, pada tahun 1996 status rumah sakit meningkat menjadi Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Bunda, serta lokasinya juga pindah ke Jl. Hayam Wuruk No. 24 Purwodadi- Grobogan.
Pada tahun 1999 perkembangan RSB Permata Bunda yang semakin baik serta semakin banyaknya pasien dengan penyakit umum yang ingin dilayani maka RSB Permata Bunda meningkat statusnya menjadi Rumah Sakit Umum ( RSU ) Permata Bunda dengan cakupan pelayanan yang lebih luas.
Dengan Visi menjadi Rumah Sakit yang dikelola secara profesional untuk menghasilkan pelayanan terbaik. Dan misi menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, sehingga memuaskan pelanggan agar dapat memberi nilai tambah demi kesejahteraan bersama dan kelangsungan hidup rumah sakit. Disini Rumah Sakit Permata Bunda senantiasa meningkatkan kinerja dan pelayanan yang memuaskan pelanggannya yang sesuai dengan motto rumah sakit yaitu Kami Memberi Hanya Yang Terbaik.
Berdasarkan analisa SWOT pengembangan strategi pemasaran dapat di lakukan dengan mengembangkan strategi agresif, yaitu mengembangkan kekuatan yang ada dan meningkatkan serta mempertahankan peluang yang ada. Dengan terus mempertahankan kegiatan yang sudah biasa dilakukan dimana kegiatan ini dapat mendekatkan masyrakat dengan pihak RS Permata Bunda. Serta meningkatkan kerjasama dengan pelayanan kesehatan lainnya, perusahaan asuransi, perusahaan non asuransi, instansi pendidikan dan pengembangan promosi pelayanan lewat penyuluhan di media cetak dan elektronik. Serta mengatasi permasalahan lainnya yang ada dilingkungan RS Permata Bunda dengan cepat dan tepat, agar tidak menghambat proses pelayanan kesehatan yang bermutu.



B. Saran
Untuk memperbaiki kinerja karyawan dan karyawati Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi, disini penulis menyarankan untuk perlu adanya :
 Penegakan disiplin waktu bagi para petugas agar terjadi efisiensi dan produktifitas kerja.
 Peraturan secara tertulis yang berisi tata tertib bagi setiap karyawan dan karyawati rumah sakit dan apabila melanggarnya harus ada sanksi yang tegas
 Penegasan kedisiplinan mengenai jam berkunjung pasien dan pembatasan penunggu pasien agar pasien bisa istirahat dengan tenang dan tidak terjadi penumpukan orang di rumah sakit
 Adanya kotak saran terutama di tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan pasien
 Sering diadakannya pelatihan-pelatihan bagi para dokter, perawat dan bidan agar terwujudnya sumber daya manusia yang proffesional
 Hendaknya area parkir diperluas karena seringkali banyak pasien yang parkir di luar area rumah sakit.
 Perbaikan dalam mengelola sistem rekam medis pasien agar rekam medis yang suatu ketika dibutuhkan pasien dapat terkelola dengan baik
 Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu

1 komentar: